Terserah bapak saja lah. Pak Yudhi mengusap air mataku dengan tissue.“Tenang saja, San. Bokepindo Kamu tenang aja. Kalau tidak ya gak apa-apa.”Saya terkejut dengan pernyataan Pak Yudhi barusan. Maklum masih bujangan” katanya sambil tersenyum.“Gak apa – apa kok, Pak. Aku benar-benar bingung pada saat itu.“Hm.. Cepet.. Pijatannya terasa nyaman.Tanpa sengaja tangan Pak Yudhi menyentuh buah dadaku. Terlihat otot-ototnya yang menawan.“Kamu tegang ya, San? Kalau uang sih saya tidak punya pak. Kalau boleh tahu, apakah kamu masih perawan, San.”“Hm.. Kita ganti suasana yuk.. Tapi kenikmatan yang kurasa sungguh luar biasa.Diperlakukan seperti itu, aku tak bisa tinggal diam. Aku semakin terbakar gairah.Bajukupun satu persatu ditanggalkan. Saya tulus kok membantumu. San, apa kamu tahu kalau selama ini di kelas Bapak selalu memperhatikanmu. Jangan menangis lagi. Di sekolahpun saya termasuk murid yang tidak terlalu pintar. Gerakannya semakin cepat dan gencar.Gerakannya aku imbangi dengan goyangan pinggulku ke kiri dan ke kanan.
