Lalu aku mulai pelan-pelan memasukkan penisku ke liang surganya yang mulai basah. Bokeb Itu saja. Seorang wanita tua berusaha berbicara denganku. Selama pacaran dengannya, ia sama sekali tidak tahu kalau aku suka minum.“Sejak kapan kamu minum Rick?”
Aku tidak menjawab. Tidak juga. Aku berpikir bahwa apa yang kulakukan dengan Indri tadi pagi dapat melupakan semuanya. “Hallo, Ricky, kamu kemaren kemana? Ia tersenyum lalu berjongkok dan membuka ritsluiting celana panjangku. Katanya mau telepon.” Langsung nyerocos tanpa titik koma. Sampai akhirnya Felly keluar dari kamarnya. Terus terang hal terakhir yang kubutuhkan saat ini adalah berbicara dengannya. Dengan janji kami jalan bareng lagi. Sejenak aku linglung. segala macam perasaan bercampur aduk di kepalaku. “Pak Ricky, telepon dari Felly,” Indri, sekretarisku di interkom. Itu yang ada di otakku. Ada apa sebenarnya dengan dirinya? Entah bagaimana ceritanya, kami ‘jadian’ lagi. 15 menit dan ia telah duduk kembali di mejanya.Pukul 12.00 waktu makan




















