“Gilaa… kamu lari semuanya goyang-goyang,” tegur Edwin yang aku sambut dengan tertawa berderai-derai, “Yaahh… pikiran kamu sih ngeres terus!” jawab aku sekenanya. Dia bekerja di sebuah perusahaan asing yang bergerak di bidang ekspor-impor, dan jam pulang kantornya bersamaan dengan jam pulangku (malam hari), maka suatu hari aku minta Edwin untuk menjemput aku sepulang dari kantor, sepanjang perjalanan menuju rumahku, tak henti-hentinya aku mengagumi Edwin, wajahnya, bodynya, semuanyaa… sambil ngomong ngalur ngidul, akhirnya sampai juga di rumah aku, and aku meminta (mungkin memaksa) Edwin agar mampir dulu, kebetulan aku tinggal sendirian, akhirnya Edwin pun mau mampir dulu. Bokep live Aku sadar wajahku ini sangat cantik, terbukti sejak SMP hingga sekarang banyak sekali cowok-cowok yang naksir dan berusaha mendekati aku namun tidak ada yang serius, dan aku cuek saja, kalau memang mereka serius mau kenalan sama aku, mungkin aku akan berpikiran lain.




















