“Kok sekarang jadi terus menerus manggil tuan…?” Aku tertunduk.Terdiam. Bokepindo Mengigit gemas bibir vaginaku. Aku menggoyang pinggul bak pedangdut, membuat putaran dan pelintiran serta erangan. Aku merintih, memohon agar penisnya dimasukkan kembali. Menerobos. Kamu masih ingin?” Aku menggeleng.Kak Edo mendadak nampak khawatir.“Kenapa?”
“Saya… semalam saya datang bulan.”
“Oh… mens ya?” Aku mengangguk.Kak Edo tersenyum,“Kalau begitu, kita berpelukan saja seharian ini.” Aku tdk tahu harus berkata apa.Untuk sementara, hari- hari ini adalah hari bahagiaku. Masuk. Kak Edo dengan senang mengusap-usap vaginaku yg kini jadi licin.“Hehehe…. Kak Edo membuka matanya. Menyembur. Mungkin seharusnya… aku tdk berbuat itu terhadapmu.”
“Berbuat apa?”
“Kemarin, kita… seks. Kamu… mengerti?” Aku mengangguk.Denyut jantungku makin cepat. Terasa enak ketika lidahku menyapu di sepanjang batang yg indah ini. Setelah itu mulai mempersiapkan dapur, memasak nasi, air panas… Aku mempersiapkan sarapan pagi.










