Aku melihat Kak Agun berdiri sambil menyandarkan sepeda sportnya ke garasi. Bokep barat Direbahkannya aku di atas ranjang dan Kak Agun mulai lagi menciumku. “Jangan…, jangan…, acch…, acch…”, aku berusaha menolak namun tak kuasa. Jemarinya memainkkan clit-ku. Bahkan kadang-kadang ikutan tidur siang segala. Saat itu Kak Agun memelukku dan menghiburku,
“Sudahlah Alit jangan menangis, hadiah ini akan menjadi kenang-kenangan buat kamu. Ciuman Kak Agun terus menjalar hingga leherku. Tapi aku kaget ketika tiba-tiba dia berdiri dan penisnya telah berdiri tegang. Ketika dia membuka lebar-lebar kakiku dia memaksakan miliknya dimasukkan. Saat itu aku benar-benar panas dingin, napasku memburu, suaraku rasanya hanya bisa berucap dan mendesis-desis “ss…, ss…”,. Antara malu dan ragu. Rasanya saat itu aku sudah mulai lain. “Alit…, nggak apa-apa, hadiah ini karena Kak Agun sayang Alit”.