Aku merasa lega, meski dalam hati aku mengharapkan kehangatanya lagi. Matanya sembab, dirinya duduk di kursi di sampingku, tanpa bicara. Bokep indo terbaru Mbak Juminten tetap meperbuat pekerjaanya dengan baik. Tiba2 aku tergelitik utk bertanya mengenai peristiwa dulu itu. Bocah kecil itu tengah serius melihat tivi di belakang kami. Mbak Juminten wajahnya kembali muram, matanya menatap ke luar pintu, kosong, sperti berpikir keras. “Mbak ambilin aer putih sebentar..”Serunya sambil segera berlalu ke dapur. Aku luar biasa tubuhnya, nafsuku telah memuncak. Ayo ini saya tadi beli dua bungkus nasi uduknya, satu utk mbak..” ujarku sambil tersenyum ramah. Pemandangan dibawaku membikinku makin bernafsu.Batang penis itu perlahan menghilang diantara bongkahan pantatnya. Mbak Juminten keluar kamar berbagai menit kemudian. “Nggak..sebentar lagi..tenang aja..”Seruku. Aku berangkat kerja agak telat keesokan harinya, aku sengaja menantikan mbak Juminten datang, memastikan bahwa kekawatiranku tidak terjadi. Aku menepuk2 keningku rugii kebodohanku.
