Akhirnya dengan wajah memohon ia berkata, “Buka dong kacanya..” Segera aku sadar dengan keadaan dan refleks membuka kaca jendelaku. XNXX “Eeehhh…” desahnya. Kukulum bibir mungilnya, kuciumi pipinya, kugigit-gigit kecil telinganya, kemudian kuciumi lehernya punuh sabar dan telaten. Gelinjang, desahan, dan ekspresi wajahnya yang sedang menahan kenikmatan membuatku semakin bersemangat dan lebih percaya diri untuk tidak segera ejakulasi. Kedua tangannya kini ternyata sudah berani membalas memelukku. Seperti telah direncanakan, kubelokkan mobil ke arah pom bensin di Sentul. Tidak terlalu susah aku membuka kimononya, sejenak kemudian tampak pemandangan yang cukup mempesona. Aku sempat khawatir kalau ia tidak berada di deretanku dan aku masih hanyut dalam berbagai terkaan tentangnya, aku tidak sempat bereaksi ketika ia mengangguk, tersenyum dan menawarkan produknya. Kulitnya putih, bersih dengan postur badan yang cukup indah. Ia tidak bereaksi, tapi aku langsung saja menyingsingkan CD-nya ke bawah.




















