“Ini,” ucapku seraya menyodorkan gelas di tanganku. Jalanan tampak lengang. Bokep indo viral Aku tak perduli. Ia balas menatapku. “jangan buru-buru.” Ia benar-benar membuatku tak tahan saat ia menarik tali bra-nya yang lain. “Jangan ! Bibirnya begitu lembut di bibirku. Justeru bulu kudukku meremang. “Tunggu,” kataku, “aku tidak…”
“Sebaiknya cepat-cepat sebelum aku berubah pikiran.” Ia melepaskan genggamannya di tanganku. Kupejamkan mataku. Saat kutarik kepalaku sedikit ke belakang, ia tertawa. Aku tak tahan lagi. Kulepas jasku dan meletakkannya di atas buffet, lalu aku berjalan menuju bar kecil di ruang dapur. Kami berpagutan, sesekali saling menggigit. Tepat sebelum aku terlelap, kubisikkan sebuah pertanyaan padanya. Beberapa jam yang lalu aku masih melihat tawa di wajahnya, senyumnya. Aku tertawa melihatnya. Sejujurnya, baru kali itulah aku menyaksikan kemaluan seorang wanita dari dekat.
