Tapi kali ini lebih lembut dan penuh penghayatan. Bokeb Sementara kalau buat belajar, kami memakai lampu yang lebih redup, lampu teplok namanya. Aku tercekat, begitu menyadari dan tahu benda yang terpampang di hadapanku. Awalnya hanya ingin tahu saja, apa yang telah di lakukan Nenek, tapi, aku justru terasa makin menderita. Aku jadi penasaran, ingin tahu seperti apa penyakit yang di derita oleh Mbak Sekar. “Ah.. Nenek benar-benar terlelap. Tanpa sedikitpun bergerak, aku coba mengamati apa yang telah di lakukan Nenek. mati aku,” hanya itu yang ia ucapkan pertama kali setelah tersadar dari keterkejutannya. Ngilu dan menyakitkan. Meski hampir sepenuhnya terbuka, akibat insiden tadi, terus terang aku tidak bisa melihat dengan jelas. “Wah.. Kepala penisku terasa menyundul-nyundul, kain resleting celana pendekku. Aku perhatikan dengan seksama raut muka nenek yang keriput di makan usia.




















