Masih terjebak di Cawang. Bokeb Bisa.Jelas, ini sutra. Aku melirik matanya. Aku tidak tahan ……Sekarang posisi saya berubah. Sungguh, ibu memiliki dada yang sempurna. Saya merasakan bulu-bulu halus di telapak tangan saya. Bulu-bulu halus di sekitarnya. Kali ini perlahan. Isi bus penuh sesak lagi. Dia terengah-engah. Bra dan celana dalam. Barang yang manis persis.“Mas, bro, ya? Bertanya mengapa saya menghentikan itu.Aku membisikan lebih dekat ke telinganya dan menunjuk ke arah vaginanya. Saya memegang celana elastis. Hidup terasa seperti jalan raya, tanpa rintangan, mulus tanpa gejolak, penuh aturan. Bila dilihat dari jauh, seperti seseorang yang tangannya dingin karena AC. Lambat tapi kencang.“Aaaahhhhh …”Ujung penisku mengejang. Jantungku berdetak keras.Lama-lama orang itu ada di toilet. Udara dingin menyergap. Tangan ibu masih membelai paha saya. Manis juga. Sangat keras padanya. Orang asing. Perlahan-lahan kuelus bukit yang indah, dari tepi ke kanan.
