Perlahan aku mulai memompa vaginanya dengan irama yang semakin aku naikkan. Sesuai jadwal aku dateng ke rumahnya sekitar jam 2.30 siang. Bokeb Ku angkat kepalannya, kemudian aku pun berjongkok dan mulai kuturunkan CDnya. Crooot…crooot…crooot, sekitar 5 sampai 7 kali aku menyemprotkan laharku ke rahimnya. Dan akhirnya tak lama dia mengerang keras samlbil menjepit kepalaku. Dan ternyata hal itu diketahui oleh Ria. Aku pun tak peduli, toh semua sudah terlanjur. Ini cerita kedua yang aku kirim. Tapi dia menolak karena ternyata (baru aku tahu) dia belum mahir mengoperasikannya. Setelah sekitar satu jam dia minta istirahat, Kemudian kupancing dia dengan memutar video bokep “Tarzan X” yang kebetulan aku simpan di laptopku. Tersingkaplah daster nya, dan perlahan aku masukkan ‘adikku’ yang telah berlendir ke goa kenikmatan Ria yang ternyata masih sempit sekali. “Sssshhhh…..aduhhhhh….fiko….sshhhhh, terrrruuussss sayangg….aduhhhh…eeennnnaaakkk…..teerruussss…sssaaaayaaanggg….’. Dia mulai memgang pahaku yang berada di samping pahanya karena memang kami duduk berdampingan.
