Kardus-kardus di sekitar kami berjatuhan, pandanganku gelap dan sempit, namun kedua pipiku terasa empuk. Bokeb “Be… belum,” balasku gugup, sekaligus bingung dengan arti pertanyaannya. Entah dari mana staminaku bisa segar kembali, Rini berkali-kali memohon ampun sampai lemas, akupun lebih kencang lagi menghantam vaginanya. Si penjual batagor bertanya kepadaku, “mas, neng Rini gimana kabarnya mas?” Aku bingung dan bertanya balik, “Ane juga nyariin doi tu, emangnya kenapa bang?” “Itu loh, rencana nikahnya kan batal gara-gara calon suaminya ngaku ngehamilin Sheila,” balas si abang. Gila, benar-benar pemandangan yang gila. Kuangkat sedikit roknya dan kuraba-raba dadanya. “Menurutmu?” balas Rini, muka Rini merah dan rambutnya memerah, rasanya terkena sinar matahari cukup lama. Si penjual batagor bertanya kepadaku, “mas, neng Rini gimana kabarnya mas?” Aku bingung dan bertanya balik, “Ane juga nyariin doi tu, emangnya kenapa bang?” “Itu loh, rencana nikahnya kan batal gara-gara calon suaminya ngaku ngehamilin Sheila,” balas si




















