Aku bingung. Beberapa kali ia menolak. Bokepindo Sebentar lagi.., hampir..! Gelap dan sepi. Makan “jagung”-mu.Kuperiksa keadaan sekeliling mobil. Di tepi kanan jalan ke arah Tangkuban Perahu itu banyak terdapat kedai-kedai jagung bakar. Kupelorotkan CD Sari. Aku kembali menuju Bandung. Toh tidak akan kelihatan. Sari mempercepat lagi, sampai bunyi. Daging bulat yang ‘mengkal’. Sebentar lagi.., hampir..! “Mau dicium..?”. Tentu ini ada “ongkosnya”, yaitu aku tak pernah minta uang kembalian.Agar bisa bebas menjamah, aku pilih waktu yang tepat jika ingin membeli sesuatu. Masih genit dan sedikit manja. Aku juga memberinya uang dengan harapan agar lain kali bisa kusetubuhi.Esoknya ketika aku membeli rokok, Sari kelihatan biasa saja tak berubah. Pernah suatu pagi sekali tokonya belum buka tapi Sari sudah datang sendirian sedang merapikan barang-barang, kukeluarkan penisku yang sudah tegang karena sebelumnya meremas dadanya. Sari mempercepat lagi, sampai bunyi.
