Kubuka kaca jendela. Serong kiri kanan, cari di luaran. Bokeb Uang kita bagai setumpuk kertas gurauan dengan angka nol berderet-deret.Pukul 2 lewat. Ini yang kusukai dari cewek-cewek itu. Aku termenung sejenak berjongkok di depan mesin ATM itu. Main dobel. 2 tahun yang lalu aku pikir aku sudah terbebas darinya. Kangen? Sampai pagi. Akhirnya aku meledak. Sudah lama sebenarnya aku bosan dengannnya. Hanya beberapa kalimat “Black Label double” pernah kuucapkan sebagai komunikasi nyata antara aku dengannya.Malam itu malam minggu. Kucium bibirnya beberapa saat. Aku merasa benar-benar mencintainya. “Masih saja jadi petualang,” katanya sambil duduk di hadapanku, “Tapi masih tetap seperti dulu. Kami mengobrol panjang lebar hingga tengah malam. Hard Rock Cafe cukup ramai. Aku duduk. -Mereka Salah-) luluh kalau berhadapan dengannya.Hari Senin di kantor. “Aku sekarang ada di Lobby bawah, gimana kalau kita makan siang?”
“Sorry Fell, kemaren ada trouble di server di Singapore,” Aku menghela napas, “Ok
