Nampak ada perubahan besar pada Wien. Lalu ia memijat lutut. Bokep mom Shit! kataku makin berani.Kemudian aku merangkulnya lagi, menyiuminya lagi. Di balik kain tipis, celanapantai ini ia sebetulnya bisa melihat arah turun naik SiJunior. katanya lagi seperti iri padaWien.Aku mengambil pakaianku. Aku menggelepar.Sst..! Aku tiduran sambil baca majalahyang tergeletak di rak samping tempat tidur kecil itu.Sekenanya saja kubuka halaman majalah.Tunggu ya..! ujarnya.Aku makin bersemangat, makin membara, makinterbakar. pintanya.Aku membalikkan badanku. hah..? Aku masihmematung. Sudahlah.Masih ada esok. Ia tidak membalas tapi lebih ramah.Tidak pasang wajah perangnya.Kayak kemarinlah.., ujarnya sambil mengangkat tabloidmenutupi wajahnya.Begitu kebetulankah ini? Aku jelas mendengarnya dari sini.Kembali ruangan sepi. Iatersenyum. Membuka celanaku danbajuku lalu gantung di kapstok. Sengaja kuperlihatkanagar ia dapat melihatnya. Aku tahu di mana ruangannya. Bibirku melumat bibirnya.Jangan di sini Sayang..! Napasnyatersengal. Ya tidak apaapa,hitunghitung olahraga. Si Junior sudahmengeras. hah..? Baru saja aku memasang ikatpinggang, Wien menghampiriku sambil berkata,Telepon aku ya..!Ia menyerahkan nomor




















