Terima kasih banyak ya mau menemanin aku.”, kata Indah dan mencium pipiku. Bokep arab Kamu sendiri kenapa mau?”, jawabnya yg dilanjutkannya dengan pertanyaan. Aku menggelengkan kepala saja dan meneruskan merokok. “Karena aku tahu bahwa kamu tipe pemuda gila kerja yg cuek dan jujur bukan tipe playboy perayu. Sesampai di kamar aku duduk termenung oleh pikiran pekerjaan diatas ranjang Indah yg lebih dekat dengan pintu kamar dibanding ranjangku. Raguku benar-benar hilang dan tangannya semakin bebas bergerak. “Mbak, pria yg duduk disana ada yg ngelihatin Mbak terus, sepertinya naksir, mau kukenalkan Mbak”, kataku sambil menghabiskan roti bakarku. Dalam posisi berjongkok didepanku ia berusaha melepas celana dalamnya. Kubaca satu persatu berkas tersebut dan memilah-milahnya menjadi beberapa bagian. “Hmm.. “Mbak sudah benar, kalau Mbak bangun dan membantuku, bisa-bisa tambah kacau”, kataku sambil memikirkan pekerjaan yg akan kuhadapi besok. Kulihat waktu masih menunjukkan pukul 3 pagi lebih sedikit.
