Desahan Mbak Narti membuat aku tak tahan, bangkit mencium bibirnya. Kami berdekapan erat.Sejurus kemudian aku bangkit sambil berkata, “Terimakasih ya Mbak? Bokep hijab Aku bekerja disalah satu perusahaan kontraktor swasta nasional dengan posisi yang cukup baik sehingga secara finansial aku hidup berkecukupan. Aku telentangkan tubuhku, penisku sudah tegang dari tadi dan tentu saja Mbak narti mengetahui hal itu. Kami biasa memanggilnya Mbak Narti saja.Mbak Narti usianya 35 tahun, berperawakan sedang, kulitnya putih bersih, dengan rambut hitam legam sebahu. cklak.. “Yah, dua-duanya deh!” jawabku sekenanya.Sebenarnya aku penggemar duren, tapi kali ini aku puas dengan “duren” Mbak Narti yang bisa belah sendiri.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Lam-lama dia mendesis, “Ehhh.. Kucium perlahan buah dada kirinya, lalu kuhisap putingnya. Dari pinggang naik terus ke punggung dan kedua pundakku juga di pijatnya, begitu juga leher dan kepalaku.Setelah agak lama memijat bagian pinggang sampai pundak, Mbak Narti menyuruhku berbalik.




















