Setelah kejadian tadi malam, saya tidak berani melihat ibu saya di samping saya. Payudaranya besar. Bokeb tebal. Aku meliriknya sedikit. Awasi terus agar tidak ada yang menangkap tindakan gila ini. Saya menutup mata lagi.“Buka matamu, mulai …”Saya tidak mengerti. Tapi aku mendengarnya mendesah. Dan perasaan itu menghidupkan saya kembali. Terkadang saya ingin memberontak, melanggar peraturan. Tanganku berhenti di sana. Baju hangat itu lalu saya tutupi di dada saya, dan kemudian tangan saya dilipat. Atas dan bawah. Tanpa diduga, kaki itu digesek ke belakang. Masih terjebak di Cawang. Mata tertutup. Memutar putingnya. Maaf karena ada kegagalan teknis yang menyebabkan lampu tidur tidak nyala,” kata bus kenek, mengejutkanku.“Huuuuu,” para penumpang menjawab serentak. Saya dibesarkan di sebuah keluarga yang sangat religius dan sangat terorganisasi.
