Di sebelah kanan ada tangga kayu yang menuju ke atas, sementara di dekat anak tangga, sejumlah wanita dengan dandanan menor sedang duduk sambil ngobrol. Bokeb Nafsunya bercampur rasa gugup. Matanya memerah, air matanya mulai menetes.Langit semakin gelap, malam semakin sepi. Tidak didengarnya ketukan di pintu yang berulang-ulang memanggil namanya dengan nada penuh kekhawatiran. Namanya Nani. Tidak dihiraukannya suara panggilan si mungil dari dalam kamar. Sesekali si mungil nyeletuk dengan kata-kata nakalnya. Windu menurut. “Oke! Terasa batang kemaluannya mulai terjepit oleh benda aneh yang terasa pas sekali. Wah, masih perjaka dooong…? Sayup di balik baju tipis itu ia melihat dua titik hitam berseberangan. Windu menurut. Windu meremas dan mengocok, tidak dirasakannya batang kemaluan keparat itu sudah menegang sekeras-kerasnya. Payudara si mungil ternyata tak semungil tubuhnya.




















