Kubelai kakinya sejauh tanganku bisa menjangkau, perlahan naik ke paha. Bokep hijab Saya menciumnya. Hana mulai mendesah & meracau tak jelas. Hanya saja ia bilang “dasar, abang nakal!!” saya hanya tersenyum…
Kalau sudah dibilangin begitu, maka akupun kadang lebih berani lagi. Terasa sekali kalau daerah terlarang itu sudah basah & mengeluarkan banyak cairan. Saya tak menolak, sebab akupun ingin menuntaskan semuanya. Memang sudah dua bulan saya tak main ke rumahnya. Saya tetap menjaga agar Hana tak memelorotkan celana jeanku. Berputar-putar, berpindah dari kiri ke kanan, sambil sekali-sekali seakan tak sengaja menyentuh gundukan berbulu yang tak terlalu lebat tapi terawat teratur.Sementara Hana rupanya sudah tak sabar, dibelai & digenggamnya kemaluanku, digerakkan tangannya maju mundur. Hana secara fisik biasa saja. Hilang sudah nafsuku saat itu juga. Cairan vagina ditambah dengan air liurku membuat lubang hangat itu semakin basah.Kumainkan klitorisnya dengan lidah, sambil kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang padat berisi.