Lho, salon kan tempat umum. “Masih sepi ini..!” kataku makin berani.Kemudian aku merangkulnya lagi, menyiuminya lagi. bokep terbaru Lha wong Mbak Wien menutupi wajahnya begitu. Ini gara-gara ibuku menyuruh pergi ke rumah Tante Wanti. Apakah suaraku mengganggu ketenangan mereka? Ke bawah: Tidak. Kulihat di bawahku ada kain, ya seperti saputangan.“Itu kali Mbak,” kataku datar dan tanpa tekanan.Ia berjongkok persis di depanku, seperti ketika ia membersihkan paha bagian bawah. Si Junior melemah. Hanya suara kebetan majalah yang kubuka cepat yang terdengar selebihnya musik lembut yang mengalun dari speaker yang ditanam di langit-langit ruangan.Langkah sepatu hak tinggi terdengar, pletak-pletok-pletok. Aku menyesal mengutuk ibu ketika pergi. Aku menurut saja. Aku jelas mendengarnya dari sini.Kembali ruangan sepi. Hangatnya, biar begitu, tetap terasa. Wajahku merah padam. Sambil menjawab telepon di kursi ia menunggingkan pantatnya.“Ya sekarang Sayang..!” katanya.
