Dia editor sebuah majalah wanita. Bokeb Kamipun terdiam.“Agak keatas lagi Riz”. Aku pun memanggil Fariz, “Riz, bisa minta tolong ambilkan tas tante yang hitam di mobil?”. Dia seperti kebingungan. Fariz mulai menjilati klitorisku dengan lidahnya. Sesekali aku berhanti mengulum batang kejantanannya untuk menikmati remasan tangan Fariz. Aku menyuruhnya terlentang. Setelah meremas-remas buah dadaku, aku pun menarik kepala Fariz dan mengarahkannya ke dadaku. “Riz, tante bisa minta tolong lagi ga?”, pertanyaanku menghentikan langkahnya. Akupun menuju kamar mandi, lalu keluar lagi dengan hanya mengenakan handuk. Fariz tampak terkejut melihatku sedang duduk di toilet, “Ma..maaf tante, saya lupa mengetuk pintu”. Aku mulai meraba celana Fariz dan memegang kemaluannya yang aku yakin sudah tegang dari tadi. “He..he..he..iya tan, jauh lebih enak”, jawabnya sambil mengikuti goyangan pinggulku.Bersamaan dengan mengecilnya penis Fariz, keluar jugalah cairan spermanya dari dalam vaginaku.




















