Karena kami sama gilanya, jadi asyik. Iya,” sahutku sambil mengangguk. Bokep jilbab Adikku Mimi. Aku dan adik-adikku selalu kompak membela Mama. Kalau orang melihat kami saat itu, mereka tidak mengetahui kalau kami baru saja orgasme tadi. “Baru pulang Tom?” kata Willy menegurku. Segala biaya hidupnya, Mamaku yang nanggung. Aku benar-benar terbius birahi melihat detik-detik Willy menumpahkan spermanya di mulut adikku itu. Aku jadi menyadari, kalau ternyata saat selangkangannya ditutupi celana seperti itu, ukuran tonjolan diselangkangan itu, memang beda dengan punyaku. Entah kenapa. Rutukku lagi dalam hati. Aku tak ingin kehilangan momen yang indah itu sedetikpun. Tubuh si Mimi sampai terdorong-dorong ke depan karena hentakan itu. Sebulan berlalu. Biasalah, ngabis-ngabisin duit Mama. Ck.. Gila aja. Kulihat Mama sedang berbaring telentang di atas meja makan kami. Saat menatap ke arah sana aku kembali kaget. Jangan salah sangka dulu men. Tubuh Willy yang berkeringat tepat disampingku.
