Entah apa yang ia rasakan. Aku yakin Laras mempersiapkan hal ini dengan makan permen wangi sebelumnya. Bokeb “Ya boleh sih, tapi kok tadi nggak ngomong dulu”
“Mau ngasih kejutan, biar Mas Iyan sembuh”
“Ah, bisa aja kamu,” sahutku sambil mencubit dagunya yang mungil itu. Sehingga kamar sebelahku sering dipakai pesta seks oleh penghuninya. Bibirnya yang kini sudah tak berlipstik itu terus menjamah semua sektor tubuhku. Menghadap ke bawah. Dengan posisi doggystyle aku memompa pantat Laras berkali-kali hingga aku merasakan ada dorongan yang sangat kuat, hingga frekuensi doronganku semakin cepat. Eh, aku kemarin sewa film bagus tapi belum sempat nonton. Lidahnya yang terus mengganas itu menjalar keseluruh permukaan badanku bagian depan. Emang nggak bosen gini-gini aja. Ruangnya nyaman, besar dan bersih. Aku masih pada posisi duduk. Leher, perut, telinga, dan dadaku menjadi sasaran bibir Laras.




















