Nisa hanya memandangku seraya menggigit bibirnya. XNXX “Masih inginkan lanjut gak Nis ?” tanyaku pada Nisa. Kemudian aku berdiri, membuka kaos dan celanaku, shinga kini aku dan Nisa sama-sama bugil.Sesaat aku memandang tubuh Nisa. Tiba-tiba aku menerima telepon dari Nisa, rekan kuliahku dulu. Akhirnya aku memasakkan dia kentang goreng, nugget dan sosis, emang hanya ada tersebut di kulkasku. “Kok gak jawab ? Sangking sempitnya serasa penisku terhisap kuat oleh vaginanya.Aku percepat goyanganku, kini Nisa mulai melenguh, “Akh…Akh…Akhhh…” seirama dengan keluar masuknya penisku di vaginanya. Nisa mencabut ciumanku. Kemudian aku bersiap-siap mengeluarkan mobil guna menjemput Nisa.Dalam perjalanan pikirannku sarat dengan pertanyaan. Aku menyaksikan sekeliling, memang sih sejumlah security dan pengunjung yang baru datang menyimak kita dengan tatapan aneh. Nisa hanya mengangguk kecil. Setelah santap dan minum, tampak Nisa agak segaran dikit.“Ya udah Nis, anda tidur aja sekarang, udah jam setengah 2 nih” kataku.




















