Lalu ngomong apa? Sebentar lagi Mbak Mona yang punya salon ini datang, biasanya jam segini dia datang.” Aku langsung beres-beres dan pulang.,,,,,,,,,,,,,, Aku menanti dengan debaran jantung yang membuncah-buncah. Bokep barat Karena itulah, tidak akan hadir kesempatan ketiga. Turun tidak, turun tidak, aku hitung kancing. Ke bawah lagi: Hah habis kancingku habis. Keras sekali.“Jangan cuma ditunjuk dong, dipegang boleh.”Ia berdiri. Di balik kain tipis, celana pantai ini ia sebetulnya bisa melihat arah turun naik Si Junior. Betul-betul keras. Dadaku berguncang. Ah masa bodo. “Ini..,” kutunjuk pangkal pahaku.“Besok saja Sayang..!” ujarnya.Ia hanya mengelus tanpa tenaga. Tapi sebelum berlalu masih sempat melihatku sekilas. Jam berapa harus sampai di Ciledug, jam berapa harus naik angkot yang penuh gelora itu. Angin menerobos dari jendela. Simak kisah lengkapnya berikut ini!Jakarta yang panas membuatku kegerahan di atas angkot. Aku masih penasaran, ia seperti tanpa ekspresi. Esoknya, dari rumah kuitung-itung waktu. Ya sekarang..!” pintanya
