“Erriik!! Bokepindo Tanpa sadar pipiku bersemu merah.Setelah pesta usai, Erik mengajakku istirahat di kamar hotel. Teriakan kepuasan dari wanita itu pun membahana di seluruh ruangan. Senyuman misterius menghiasi wajahnya. Kamu tidak harus memanggil aku ‘ayah’ atau sebutan lainnya, panggil saja aku Erik.”
Sambil mengalihkan pandangannya ke temannya, dia melanjutkan,”Nah.., ini adalah temanku, namanya Tomi.”
Akupun menyunggingkan senyuman ke arah Tomi yang membalasku dengan senyuman hangat.Aku sama sekali tidak percaya bahwa ternyata Erik tinggal sendirian di rumah megah seperti ini dan masih berusia 24 tahun saat itu. Teriakan kepuasan dari wanita itu pun membahana di seluruh ruangan. Setiap kali tubuh Erik menghentak, aku menjerit sekeras-kerasnya. Di sana, banyak anak-anak yang sebaya denganku. Benar saja, aku melihat Erik berbenah memberesi bajunya dan bergerak menuju pintu. Aku tidak pernah bertanya. Tangannya meraba-raba dan meremas payudara wanita itu.“Ohh..Erik”Pelan-pelan, tangan Erik menyingkap rok wanita itu dan menari-nari di sekitar pinggul dan pahanya.