Aku naik ke lantai atas, menuju kekamarku sendiri. “OK, tenang aja !”, mulutku penuh roti, tapi pandangan mataku tak berkedip menyaksikan pinggul kak Dewi yang dibungkus pakaian dinasnya. Bokep arab “Sini….!”, katanya mengulang. ah masa bodo… tapi kalo dia kesini, kalo dia nginep, berarti …? Sip ! Aku bangit dari cengraman tubuhnya. Kupikir kurang apa kakaku ini ? hangus deh.Aku bergegas kembali kedalam. susah makannya, di masakin ini-itu…!”,
“Bohong kak ! Ia mestinya memang sudah berumah tangga. Yang pasti, aku menghomati dan mengaguminya sekaligus.Hingga pada suatu malam. Pantat kak Dewi yang hanya dilapisi selembar baju tidur tipis begitu indah terlihat. Aman ! ngilu !”,
“Ngilu ?”, batinku. Tangan kiri kak Sinta mengelus-elus pundak kak Dewi. Aku semakin berani karena kak Dewi tak menolak remasan tanganku dipinggangnya.
