Aku sempat mencuri pandang ke seluruh tubuhnya.Kuakui, walapun punya anak dua, tubuh Mbak Aufa betul-betul terpelihara. Bokep live kamu jail banget siicchh… oohh…” rintihnya.“Masukin aja, yg… jangan siksa aku, pleeaassee…” rengeknya.Mendengar dia merintih dan merengek, aku makin bertafsu. Di dalam kamar aku bener-bener gelisah.. Goygan pinggulnya makin liar dan tak beraturan. basah sekali..Gerakan jariku di itilnya makin kupercepat, Mbak Aufa makin tidak karuan gerakannya. kalau pengen nonton filem masuk aja kamar Mbak.” Sahutnya. Bagaimana tidak? Tapi, sekarang impian kamu jadi kenyataan kan?”“Iya, Mbak. karena aku masih ada rasa was-was, takut, kasihan… tapi sekali lagi godaan birahi memang dahsyat.Akhirnya pelan-pelan kujilati memek itu dengan rasa was-was takut Mbak Aufa bangun. Aku tersenyum penuh kemenangan sebab aku masih mampu bertahan…Tak disangka, setelah istirahat sejenak, Mbak Aufa berdiri dan duduk di pinggir spring bed.
