Tapi sudah cukup untuk memamerkan bulu-bulu tebal yang ada di sekitar “Tempe” nya.“Amida… Enakkk enggak…?” tanyaku“Enakkk banget Mas…?” jawabnya dengan mata tertutup.Lalu saya sodokkan rudal qu ke arah tempe nya yang masih rapat karena posisinya berdiri. Bokep crot “Ahhh… Enak Mas…” desahnya.Tangannya semakin kencang memegang rudal qu. Saya gesek- gesekkan rudal qu secara perlahan-lahan. Torpedo qu yang sedari kedatangan nya jadi tegang daqn kini mulai terasa pegal , tak terhitung berapa kali aku menelan air ludah. Tanpa sepatah kata dia berlari ke kamar qu yang tidak saya kunci. Dia mendorongkan pantat nya maju bersamaan dengan klimak yang dia dapat.“Mas… Ahhh… Ahhh… Shhh…”
Dipeluknya saya erat-erat hingga hampir 2 menit.“SSshhh… Aduhhh… Enakkk… Amida…”Gumam qu disela-sela pelukannya yang erat. Kemudian saya buka rok osisnya, dan rudal qu segera saya tempelkan pada belahan bokongnya yang baheno itu .




















