Marcella Tetanggaku Meremas-raba Memeknya Di Bangku Dan Aku Tak Kuasa Menahan Diri

Kesempatan tidak akan datang dua kali. Bokeb Begini saja daripada repot-repot. Lalu dikocok-kocok sebentar. Ia tidak melanjutkan kalimatnya.Aku tersenyum. Aku memegang teteknya. Penumpang lima lalu supir, jadi enam kali tujuh, 42 hore aku turun. Wajahku mulai panas. Atau mau gunting? Ia tidak lagi dingin dan ketus.Kalau saja, tidak keburu wanita yang menjaga telepon datang, ia sudah melumat Si Junior. Esoknya, dari rumah kuitung-itung waktu. Aku masih mematung. Ah bodoh. Hidungnya tidak mancung tetapi juga tidak pesek. Aku berhasil. Ia menyenggol kepala juniorku. Aku kegelian menikmati tangannya yang menari di atas kulit punggung. Hanya suara kebetan majalah yang kubuka cepat yang terdengar selebihnya musik lembut yang mengalun dari speaker yang ditanam di langit-langit ruangan.Langkah sepatu hak tinggi terdengar, pletak-pletok-pletok. Aku tidak tahan. Auhh aku mau keluar ah.., Yang tolloong..!” dia mendesah keras.Lalu ia bangkit dan pergi secepatnya.“Yang.., cepat-cepat berkemas.

Marcella Tetanggaku Meremas-raba Memeknya Di Bangku Dan Aku Tak Kuasa Menahan Diri

Related videos