“Ya iklas lah, namanya juga temen” jawabku. Bokep live Sepertinya Rara sangat menikmati elusanku, kemudian dia memagang tanganku dan mengarahkan tanganku agar meremas-remas payudaranya. “Bukan disitu” kata Rara lagi. Aku tusuk perlahan memek Rara, kadang aku percepat. Walaupun aku dah ngantuk, tapi susah sekali aku memejamkan mata.Sekitar 15 menit kemudian, Rara keluar dari kamar an menghampiri aku. Badannya yang langsing tinggi dibalut dengan kulit putih mulus, ditambah payudara besar didadanya. Udah lama aku gak denger kabar dari. Gila, asik banget payudaranya. Rara melenguh kecil “Uhh….” sambil menekan selangkangannya kearah selangkanganku.Setelah beberapa kali mengelus bagian belakang sampai meremas pantatnya, aku meremas dadanya. “Dari Jakarta kapan ?” tanyaku. Biasalah, waktu di kampus kan kita primodial bangetTapi gak ada ruginya temenan sama Rara kok, orangnya cantik, tinggi semampai, body aduhai dan yang terakhir yang aku suka banget dari Rara adalah rambutnya.




















