Nafsuku jadi semakin tidak terkendali. Bokep asia Teken terus, Vaan, Tante masih enak…, teken terus, yaahhh…” “Ivan kayak mimpi, Tante….,” bisikku polos. Dengan sok gentle, aku memeluk tubuhnya yang telanjang dari belakang. Kiri dan kanan.“Itu kadonya?” tanyaku memberanikan diri beberapa saat kemudian. Dia bilang, walaupun aku tidak naik kelas, tapi aku “lulus” sebagai laki-laki. Tante Ning tersenyum. “Betul?” tanyanya. Tanpa menunggu komando dari Tante Ning, aku membimbing masuk batang kemaluanku pada liang vaginanya.Tapi Tante Ning masih sempat mengubah posisi. Wajahnya sih relatif, tapi menurutku lumayan manis. Dia bilang, walaupun aku tidak naik kelas, tapi aku “lulus” sebagai laki-laki. Jadi, kamu boleh minta apa pun yang kamu mau.” “Kalau Tante sendiri mau kasih apa?” tanyaku. Dia lalu membalikkan tubuhnya dan kami berpelukan. Kebetulan di sini boleh dibilang cuma aku cowok yang dekat dengan dia. Aku menyusul. Aku menjadi telanjang bulat.“Oohhh…. Oleh karena itu, aku mendapat tugas menjemput naik




















