Dari wajahmu itu kelihatan kalau kamu dari tadi bete,” aku hanya diam sambil merasa heran karena apa yang dikatakan Mbak Viona itu betul.“Kamu bete, karena malem ini kamu nggak bisa ngapa-ngapain sama Sarah, ya kan?” aku hanya tersenyum, Mbak Viona yang tadinya tutur katanya halus dan ramah berubah seperti itu.“Eh, malah senyam-senyum,” hardiknya sambil melotot.“Memang nggak boleh senyum. Bokeb Akibat seranganku yang makin intens itu Mbak Viona mulai menjerit-jerit kecil di sela-sela desahannya.Beberapa menit kulakukan aksi yang sangat dinikmati Mbak Viona itu, sebelum akhirnya dia mendorong kepalaku agar terlepas dari toketnya. Terdengar desahan Mbak Viona, sebelum dia memutar badan menghadapku. Langsung kupeluk dia dari belakang tepat di depan pintu kamar mandi. Kemudian kedua tangannya meraih kedua tanganku sambil melontarkan kepalanya ke belakang.Kubuka mataku, kupegang kuat-kuat kedua telapak tangannya dan kutahan agar Mbak Viona tidak jatuh ke belakang.




















