Tiba waktunya aku pun menunggu angkot berjanji jumpa di sipang Amplas. Sesampainya dalam café penulis menanyakan “Ramah minum apa ? Bokep arab aku jawab ia tante. Perjalananpun dilanjutkan kesebuah plaza dengan mesra Roni memberanikan dirimemegang jari tangan Ramah yang lembut dan halus.Sentuhan itu membuat hati Ramah berdebar-debar seperti baru terkena strum listrik. Ramah sepertinya tidak habis pikir, kenapa saya tidak mau menjawabnya. Kuikuti dari belakang sampai mobil itu belok kesalah satu tempat penginapan yang berkelas di Simalingkar. Aku mulai sudah lelah Roni juga kelelahan. Tangannya yang mulus, lembutnya belain penuh dengan rasa sayang. Penulis yang masih terus penasaran melihat tindakan gadis tersebut. sementara di dalam café pengunjung sepi ” inilah yang terlintas dalam benak penulis.Akhirnya penulis mencoba memberanikan diri menyapa gadis yang memakai baju warna putih tembus pandang.
