Aku takut. Tari sudah membungkuk di mukaku, dengan jatuhan kain kimono di wajahku, dan rambutnya menutupi kepala dan wajahku. Bokep jilbab “Terserah”, kataku.Kudengar dia menyanyi di kamar mandi, sambil menunggu bathtub penuh. Aku sibak kimono itu sehingga sebelah bahu mulusnya terbuka. Naluriku mulai bicara. Begitu juga dalam trip selanjutya, hingga kami kembali ke Jakarta. Sekian detik kemudian aku sadar. Aneh juga ya. Keluar lagi dua tetes, bening.Kejam juga amoy yang njawani ini. Setiap kali konfrensi pers Tari bersikap biasa, seolah tidak pernah ada apa-apa di antara kami. Tari seperti menikmati live show.Tanpa banyak bicara dia tahu keinginanku. Matanya terpejam-pejam, payudara mungilnya bisa bergoyang-goyang, dengan puting yang berwarna gelap, sementara keringat membasahi tubuhnya. Akhirnya diapun klimaks, klimaks, dan klimaks. Ternyata Tari. Aku ciumi bahunya, aku pegang lembut payudanya.., Tari mendesah.Akhirnya kimono satin itu terhempas ke karpet. Lalu aku berdiri, dan aku lepas CD-ku. Tapi berhubung payudaranya kecil, ya




















