kaki Reva menjepit-jepit kepalaku. Bokeb kuisap, jilat bibir vagina dan klitorisnya. ada perasaan romantis setiap kali berbicara ditelpon dengan Reva.Reva orangnya enak diajak ngobrol apapun pasti nyambung. kami berpelukan.aku tetap menindihnya tak ingin mencabut senjataku dari liangnya.kuseka keringat di wajahnya, wajahnya tersenyum manis memencarkan kenikmatan yg tiada tara.”terima kasih sayang”,Kau wanita yang hebat””kau membawaku kesurga”, kukecup keningnya”mas aku cinta kau..jangan tinggalkan aku”suaranya lemah setelah kejadian malam itu, aku menunggu utk menidurinya lagi. rabu sore aku duduk di mcD menunggu Reva, jam 17.45 gadis itu muncul. darahku mendidih aku turun menjilati, menciumi perutnya, kami terbawa suasan panas. ..” suara air dan kulit bertepukan”OGGH…OGH..OGH.. hubungan kami terus makin akrab walau hanya lewat telpon. penisku menegang terus dan terasa panas. aku sendiri tidak tahan lagi,isap sayang…” pintaku dng nada memelas. …” kami orgasme bersama. aku pura-pura mau kekamar kecil. penisku yang tegang mengacung di wajahnya. sesaat gerakan Reva menggila




















