Yes.., akhirnya. Jangan di sini..!” katanya.Kini ia tidak malu-malu lagi menyelinapkan jemarinya ke dalam celana dalamku. Bokep india Kalau potong rambut ya masuk ke tukang pangkas di pasar. Pokoknya turun.“Kiri Bang..!”Aku lalu menuju salon. Tidak apalah hari ini tidak ketemu. Keringatnya meleleh seperti yang kulihat sekarang. Membuang napas. Bicara apa? Ah bodoh. Aku tidak dapat lagi memandanginya.Kantorku sudah terlewat. Tapi sebelum berlalu masih sempat melihatku sekilas. Keras sekali.“Jangan cuma ditunjuk dong, dipegang boleh.”Ia berdiri. Apalagi yang dapat tertinggal? Atau kesialan, karena ia masih mengangkat tabloid menutupi wajah? Di balik kain tipis, celana pantai ini ia sebetulnya bisa melihat arah turun naik Si Junior. Nafasnya tercium hidungku. Ia tersenyum melihatku.“Maaf Mas, sapu tangan saya ketinggalan,” katanya.Ia mencari-cari. Lalu memegang pahaku, “Yang mana..?”Yes..! Lihatlah ia tadi begitu teliti membenahi semua perlatannya. Betisnya mulus ditumbuhi bulu-bulu halus.




















