Tangannya tidak berhenti memeras buah dadanya sendiri, cengkramannya semakin menguat. “Tapi kamu tidak boleh bilang siapa-siapa yah, ini akan menjadi rahasia kita berdua saja”. Bokeb Aduh malunya setengah mati, ketangkap basah lagi mainin burung. Saya semakin berani dan lancang merabanya. Tante Susi mendadak menjerit kecil ketika lidahku menyentuh clitorisnya. Sambil merebahkan dirinya di ranjangku, Tante Susi memintaku untuk menikmati bagiannya yang terlarang. Kedua buah dadanya bergelayutan dan bergoyang dengan indah. Rasanya agak keasinan dengan berbau sangat khas, tidak seperti kata orang, cairan Tante Susi sangat bersih dan tidak berbau amis. Napasku tidak dapat diatur lagi, pinggulku menegang, kepala saya mulai pening dari kenikmatan yang berkonsentrasi tepat diantara selangkanganku. Tetapi Tante Susi hanya tersenyum lebar, dan berkata “Tidak apa-apa kok, ini memang harus begini”, kembali dia menjilati cairan lengket itu yang mulai meleleh dari ujung bibirnya dan kembali menjilati semua sisa cairan itu dari kemaluanku sehingga bersih.




















