Setelah melepaskan jarinya, kami kembali bercumbu panas, kami saling mengulum bibir masing-masing, lidah kami terus mengadu lincah. Bokeb Selama lima menitan ia merangsangku dengan jilatan dan sentuhan-sentuhan erotisnya di sekujur titik kenikmatan tubuhku. Sebenarnya aku ingin segera pulang, tubuhku telah lengket dengan keringat, namun aku belum mampu menahan nafsu yang masih membara, ini baru pemanasan, sejak tadi ia masih belum menyetubuhiku. Dengan rakus ia melumati payudaraku kanan dan kiri secara bergantian. Aku kembali ke cubicalku untuk meneruskan pekerjaanku, namun bagaimanapun aku tidak bisa berkonsentrasi dengan baik lagi karena masih terbayang-bayang kejadian di ruang Pak Hendro tadi, selangkanganku terasa sangat basah.“Devi…Devi…come on, you must finish this one!” aku menyemangati diriku sendiri sambil meminum kopi dari gelasku.Susah payah aku menghimpun lagi konsentrasiku dan mulai kembali memasuki dunia angka-angka pada daftar rekap di meja kerjaku. Tangannya lalu meraba perutku yang rata dan terus bergeser turun dan menyingkirkan tanganku yang










