Segera saja mata Widya terbelalak saat mengetahui bahwa itu adalah Mama-nya hingga Widya berteriak sekuat tenaga.“Maamaa!! Bokep hijab Aakkhh!!”Aku sama sekali tidak tahu mengapa Widya tampak menderita sekali, padahal aku belum melakukan apa-apa, hanya sebatas menjilati sambil menusuk-nusuk anus Widya dengan lidahku. Cuma tinggal satu permainan, tunggu sebentar ya Ma!!”
Seperti sebelumnya, sebelum aku mengirimkan SMS ke Mama-nya, SMS itu kutunjukkan dulu kepada Widya, dan seperti sebelumnya juga, Widya hanya bisa meresponsnya dengan meronta dan menangis. Lalu aku teruskan untuk membuka CD-nya yang putih tipis itu dan aku mendapatkan pemandangan yang sungguh indah, sebuah vagina mungil dengan dihiasi bulu-bulu lembut yang tidak terlalu lebat. Kemudian aku bergegas menutup pintu mobilku dan segera tancap gas tanpa menghiraukan Widya lagi. Mm.. Ha.. Aku jangan diperkosa!! Maammaa!! Sebelumnya aku harus membuat tubuh Widya tertelungkup di kursi paling belakang, tapi kakinya tetap berada di bawah yaitu di spons bersprei itu.