Ratih berpikir sebentar. Lidahku tetap menggesekgesek sela pahanya. Bokepindo Aku lihat wanita itu terbaring menyamping menghadapku. Kami langsung berlari keluar terminal.Pada saat aku sedang bersiapsiap menghadapi serangan mereka tadi, aku kerahkan tenaga dalamku ke tangan dan kaki. Atau mungkin tulang pipi yang retak. Aku berikan makanan yang dia pesan. Mungkin tulang rusuk yang retak atau tulang kaki yang retak. Aku bentangkan matras karet yang aku bawa, sambil tiduran aku gunakan tas ranselku untuk sandaran kepala.Aku bukan terganggu oleh kotornya lantai ruangan tunggu di terminal itu tapi suara nyamuk yang seakanakan mengejekku yang tidur di lantai terminal yang kotor ini, sungguh menjengkelkan. Tangannya yang berada di punggungkku sedikit menarikku ke bawah. Sambil bersandar, tangannya mendorong tubuhku turun ke bawah. Tangannya yang mencengkeram pantatku tibatiba menekan lebih keras.




















