Perlahan kulepas baju kebayanya, ia tetap tak bergeming.Bahka saat kukecup bibirnya yang sudah tak ada lagi kelembutan yang tersisa. Bokeb Aku mulai menelanjanginginya, kulepaskan beha hitam yang menutupi kedua payudara mbah Suliyem yang hanya berupa kulit menggantung. Tanpa menunggu jawabanya, aku berjalan mendekat ke arahnya, kupegang kedua lengannya dengan lembut, kuusap pelan-pelan-pelan lalu ak beralih ke arah dada-nya, kedua payudaranya jelas sudah kendor, namun aku tetap merasa penasaran hingga kubuka kancing kebayanya. Rasa penasaranku yang begitu kuat pada mbah Suliyem ternyata mendorongku untuk tetap melanjutkan misi gila ini. Saat aku mengambil dua bundelan uang itu, aku memang sengaja memperlihatkan bundelan-bundelan uang lainnya di depan mbah Suliyem.“Mbah, tadi jual pisang dapet uang berapa?’“memangnya kenapa mas …?” mbah suliyem balik bertanya sambil melirik ke arah tumpukan uang didalam tasku.“Dapet berapa mbah?” aku kembali bertanya dengan gerakan menutup bibir tas dan seolah hendak memindahkan tas berisi uang agar jauh




















