Ia menarik bibirnya, tersenyum dan berkata, “Aku tidak melakukan sesuatu yang salah, bukan?”
Aku tak tahu harus berkata apa. “Maaf, aku hanya menggoda.”
“Jangan lagi.”
“Tentu tidak,” sahutnya. Bokep jilbab Nafsuku tak tertahan lagi, kuputar tubuhku menghadapnya, dan kupeluk ia. “Tenang,” bisiknya. Ia mengulurkan tangannya, berusaha mendorong perutku. Kini keinginanku menjadi kenyataan. “Kamu akan menghilang besok pagi?” Kudengar ia tertawa lirih. “Apa kerjamu tadi?”
“Di sebuah perusahaan distributor material bangunan.”
“Oh ya, aku lupa. Kubalikkan tubuhku dengan kesal, lalu melangkah kembali ke sofa. “Kasar,” bisiknya. Ia menoleh, alisnya berkerut saat memandangku. Tapi rasa jengkelku sudah hilang. Canda itu membuat kami serasa sudah saling mengenal selama bertahun-tahun. Kusentuh buah dadanya dengan jemariku, lalu kususupkan ke balik bra-nya. “jangan buru-buru.” Ia benar-benar membuatku tak tahan saat ia menarik tali bra-nya yang lain. Saat kutarik kepalaku sedikit ke belakang, ia tertawa.




















