Yo memelukku semakin erat dan air matanya mengalir. Bokep brazzers “Why are you crying…?” Jeanne mengusap setetes air mata yang menetes dari mataku saat bertanya kepadaku. Di kantornya, ayahku pun bukan orang yang dihormati. Aku melihat batang kemaluanku “berdarah” dan beberapa bercak darah menetes ke sprei tempat tidurku. Berbagai macam perasaan silih berganti menerpaku. Aku sangat marah saat itu. Aku berprinsip untuk tidak “melukai” diriku sendiri. Akhirnya, dia berhasil meyakinkanku untuk “get over it” dan “get real” dengan situasiku. Aku merasa bahagia, sedih, senang, susah, gembira, dan entah apa lagi. Berangkatlah aku ke Bandung.Di kota ini aku tambah liar, bagaikan kuda yang lepas dari ikatan. Dia mengerang. Jeanne memandangku dengan penuh tanda tanya dan ia mengusap dadaku, kemudian mencium dadaku. Kugoyang-goyangkan pantatku maju-mundur (waktu itu pengetahuanku tentang seks sangatlah minim, hanya lewat majalah dan video porno) seperti yang kulihat di film porno.




















