Suara yang kukenal, itu kan suara yang meminta aku menutup kaca angkot. bokep terbaru Pijitan turun ke perut. Jam berapa aku berangkat. Bayar arisan. Ke bawah lagi: Tidak. Come on lets go! Masih ada waktu bebas dua jam. Pokoknya turun.“Kiri Bang..!”Aku lalu menuju salon. Tamat.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Bahannya tipis, tapi baunya harum. Jam berapa aku berangkat. Angin menerobos kencang hingga seseorang yang membaca tabloid menutupi wajahnya terganggu.“Mas Tut..” hah..? Bahannya tipis, tapi baunya harum. Tapi ia masih berjongkok di bawahku.“Yang ini atau yang itu..?” katanya menggoda, menunjuk Juniorku.Darahku mendesir. Wanita muda itu sudah keluar sejak melempar celana pijit. Lihatlah, masak ia begitu berani tadi menyentuh kepala Junior saat memijat perut. Tapi belum begitu lama ia pindah ke betis.“Balik badannya..!” pintanya.Aku membalikkan badanku. Aku tersetrum. Tetapi tidak lama, suara pletak-pletok terdengar semakin nyaring. Jangan dimasukkan dulu Sayang, aku belum siap. Apa yang aku harus bilang, lho tadi kedip-kedipin mata, maksudnya




















