Sambil menguap aku berdiri dari “meja kerja”ku, menuju pintu dan bermaksud menutupnya. Dia mulai terangsang.“Bagaimana rasanya, Cah Sara?” bisikku. Bokep hijab Ia berdiri di depanku, tetap dgn sangat hormat. Suaraku penuh ketegasan namun juga bernada kuatir:
“Cah Sara, Cah Sara, kamu dalam bahaya besar. Saya bermimpi Pak Kartolo berdiri di depan saya, wuda blejet (telanjang bulat). Mataku berkunang-kunang karena nafsu.Sekarang aku mengambil kursi, meletakkan tepat di depannya. Kuelus rambutnya yg sekarang tampak awut-awutan. Waa..nafsuku semakin meningkat tajam. Kurasakan puting itu semakin membesar dan mengeras. Dgn sangat cepat si hidung belang memercikkan air di botol itu ke wajah dan tubuh Juminten. Kulihat wajahnya yg tadinya menunduk Sara sSara sekarang terangkat, matanya membeliak melihat aku sudah telanjang bulat di depannya. pusing?” tanyaku penuh kebapakan. Suaranya terhenti. Terus ke bawah juga..” Ke bawah mana, tanyaku:
“ke..ini Kakek, aduh, lingsem aku.
