Aku berhasil. Bokep jilbab “ Mbak Fera, pasien menunggu, ” katanya. Aku tahu di mana ruangannya. Kalau kini aku berani pasti karena dadanya terbuka, pasti karena peluhnya yang membasahi leher, pasti karena aku terlalu terbuai lamunan. Tidak perlu diantar. Paling tidak ada untungnya juga ibu menyuruh bayar arisan. Pokoknya turun. Dan kubuka celana pantai. “ Besok saja Sayang..! Masak tidak ada yang bisa dibicarakan. “ Telentang..! ” pintanya penuh manja. Tetapi berlari. Kring..! ketika aku mengikuti dia tersenyum, menantang dengan mata genit sambil mendekati pintu salon. ” pintanya penuh manja. “ I… i… iya sama-sama ” balasku,
Sebenenarnya aku ingin sekali ada bahan yang yang bisa kami omongkan lagi, agar aku tidak perlu curi-curi pandang kepadanya. Kuusap sisa cream. Betul-betul keras. ketika aku mengikuti dia tersenyum, menantang dengan mata genit sambil mendekati pintu salon.




















