susah untuk kuceritakan sensasi kepuasan sex malam itu…“Tante…hhh…hh.. Bokepindo kata mas Seno lagi, katanya wajahku lebih pantas dibilang seksi daripada cantik… entahlah penilaian lelaki memang susah dijabarkan oleh perempuan…. aaaammmpppuuunnn..!!!! kali aja butuh apa-apa” Sahut Ronie sopan, membuatku terharu… Lumayan ngobrol dengan Ronie, penderitaanku agak berkurang…” Ron, kamu bisa mijit ga..? uuuhh… dadaku terasa sesak.. semburkan bareng Tante… ooouuuuhhhh….!!” Ya ammppuuun… mengerikan sekali… tubuhku terguncang-guncang hebat, akibat kepuasan sex dan hentakan tubuh Ronnie menghajar liang sanggamaku pada detik puncak…mulutku menganga lebar tanpa suara, tanganku mencengkeram erat pinggiran ranjang…. Hampir sebulan lamanya Ronie tak muncul ke rumah, akupun maklum, Ronie sebagai remaja hijau, tentu mengalami shock dengan kejadian itu…disitulah muncul rasa berdosaku kepada Ronie dan Astari anakku… Tapi jujur sejujurnya ada terselip rasa rinduku memandang wajah anak muda itu… Aku sering mengintip dari balik gordiyn jendela, saat Astari turun dari boncengan Ronnie… kenapa hatiku berdebar-debar dan sedikit




















