Ketika saya berjalan ke kamar saya, saya melihat Ferdy. Bokeb Karena pakaian yang saya kenakan berwarna putih dan terbuat dari bahan yang agak halus, celana dalam dan bra tampaknya dibayangkan dari luar. Ferdy tersenyum padaku walaupun aku tahu dia agak terkejut melihatku berpakaian seperti biasa.“Bagaimana kabarmu, Sis Win,” katanya.”“Hei, mari,?”, Dan mengundang dia masuk.Saya kemudian mengambil artikel yang Ferdy bawa dan meletakkannya di meja makan. Aku sengaja menekuk pinggangku menjaga kakiku tetap kencang. Meja makan terletak di ruang tamu, tidak jauh dari meja komputer. Saya mencoba untuk tenang tetapi tidak berhasil. Dia dengan lembut membelikan rambutku menatap wajahku. Saya seorang akademisi dari perguruan tinggi ternama di negeri ini, tetapi saya memilih untuk tidak bekerja.Setelah selesai shalat, saya mencari ke luar, ternyata dia adalah Ferdy. Dia mengangkat tangannya dan mencium lembut. Aku gemetar di matanya dan tidak bisa melawan pandangannya. Saat itu, bukan hanya keinginan yang melanda
